Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi
Abstract
Penyakit hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di dunia dengan ditandai jika seseorang memiliki tekanan darah sistolik sebesar ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik sebesar ≥90 mmHg, pada pemeriksaan berulang. Prevalensi kejadian penyakit hipertensi di Indonesia mencapai 34,1% pada tahun 2018. Penyakit hipertensi bagi beberapa orang tidak memiliki keluhan apapun namun jika penyakit hipertensi tidak terkontrol dengan baik maka dapat timbul beberapa komplikasi yang spesifik pada organ seperti otak, mata, ginjal, jantung, pembuluh darah, atau organ-organ vital lainnya. Ada beberapa faktor risiko untuk terjadinya penyakit hipertensi yaitu genetik, usia, jenis kelamin dan gaya pola hidup tidak sehat. Gaya pola hidup yang tidak sehat salah satunya adalah bisa terjadinya berat badan berlebih atau obesitas. Dengan adanya penyakit obesitas pada seseorang diduga memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperensi
Downloads
References
American Heart Association. (2014). Heart Disease and Stroke Statistics.
Anggara dan Prayitno. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 5/ No.
Bujawati, E. (2012). Penyakit Tidak Menular, Faktor Resiko dan Pencegahannya. Makassar: Alauddin University Press.
Dalimartha. (2008). Hipertensi. Penebar Plus: Jakarta.
Depkes RI. (2006). Pharmaceutical Care untuk Hipertensi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Ihsan Kurniawan, S. (2019). Hubungan Olahraga, Stress dan Pola Makan dengan Tingkat Hipertensi di Posyandu Lansia di Kelurahan Sudirejo I Kecamatan Medan Kota . Journal of Health Science and Physiotherapy, 1(1), 10–17.
Jullaman. (2008). Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi Stage 1 Pada Penduduk Usia Di atas 18 Tahun Yang berkunjung Ke Puskesmas di Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2008. Universitas Indonesia.
Kartika. (2016). Asupan Lemak dan Aktivitas Fisik Serta Hubungannya Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia, IV (3), 139–146.
Kementerian Kesehatan. (2008). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Badan Litbangkes, Depkes RI : Jakarta.
Kementerian Kesehatan. (2019). Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kowalski. (2010). Terapi Hipertensi: Program 8 Minggu menurunkan Tekanan Darah Tinggi Dan Mengurangi Resiko Tekanan Jantung Dan Stroke Secara Alami. Bandung: Qanita Mizan Pustaka.
Lilyasari. (2007). Hipertensi dengan obesitas adakah peran endotelin. J Kardiol Ind, 28(6), 460–475.
Maidatul. (2016). Hubungan Obesitas Dengan Hipertensi Pada Masyarakat di Wilayah RW 13 Dusun Mojosari Desa Ngenep Kecamatan Karaploso. Nursing News.
Morrison. (2006). The zucker rat as a model of obesityhypertension. University of Marshall. Huntington, USA.
Nagase. (2009). Mineralocorticoid Receptor Activation In Obesity Hypertension. The Japanese Society of Hypertension., 32, 649–657.
Natalia D. (2015). Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi di Kecamatan Sintang, Kalimantan Barat. Skripsi. FK Universitas Tanjungpura. Tanjung Pura.
Nugraha. (2009). Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Jakarta: Sagung Seto.
Prasetyaningrum. (2014). Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta: Fmedia.
Sheps. (2005). Mayo clinic hipertensi, mengatasi tekanan darah tinggi. Intisari Mediatama: Jakarta.
WHO. (2014a). Commission on Ending Childhood Obesity. World Health Organization. Departement of Noncommunicable disease surveillance.
WHO. (2014b). GLOBAL STATUS REPORT on Noncommunicable Diseases.
WHO. (2015). Obesity and Overweight.
Copyright (c) 2020 Journal of Health Science and Physiotherapy

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Copyright (c) 2019 Journal of Health Science and Physiotherapy (Medan.Online)